Assalamualaikum... rasanya baru saja senin tapi sekarang sudah weekend lagi, santai sambil ditemani secangkir cappucino hangat duduk di pojokan kamar sambil ketak ketik keyboard.
Sabtu ini full di rumah dimulai dengan aktifitas olahraga sesudah salat subuh, kemudian dilanjutkan membereskan pekerjaan rumah mulai dari mencuci pakaian kotor hingga bersih-bersih setiap sudut ruangan yang mulai ditempati sarang laba-laba.
Rasanya setiap weekend ada yang hilang, entah itu apa saya juga tidak tau. Ya, entah itu mungkin keramaian atau apalah saya juga tidak mengerti, sebelum kembali senin dan menikmati aroma kampus dan segala aktifitasnya sejenak blog menjadi rumah kedua saya yang harus selalu saya kunjungi dan tentunya rajin mosting tulisan.
Sebenarnya saya sedang kangen, iya kangen dengan kedua adik saya. Dulu sebelum saya mengontrak rumah yang dekat dengan tempat kerja, saya dan adik-adik selepas salat magrib berkumpul di kamar, kami bermain permainan yang sederhana di atas tepat tempat tidur. Sebenarnya kebersamaan itu yang selalu membuat saya kangen dengan mereka, si bungsu masuk ke kamar saya sambil membawa permainan ular tangga lalu kami bermain bersama-sama.
Beberapa tahun lalu si bungsu masih kelas 2 SD sedangkan si kakak kelas 6 SD, kedua adik saya itu walaupun akur tapi suka juga berantem, terkadang rebutan guling hingga coklat yang saya bawa setiap pulang kerja, padahal coklatnya dua tapi si kakak sering menggoda si bungsu.
Si bungsu sangat suka dengan permainan ular tangga, setiap malam ia mengajak saya main permainan itu walaupun terkadang lelah karena setelah bekerja seharian tapi saya senang melihat tingkahnya, terkadang saat akur si kakak berbaik hati menemaninya bermain, sedangkan saya menjadi penonton, ya menonton tingkah keduanya saat bemain. Pernah suatu hari si kakak menggoda si bungsu, si kakak mau menemani si bungsu bermain tapi ada syaratnya siapa yang kalah harus siap wajahnya di coret-coret pakai bedak, dan ternyata si bungsu manut saja dengan persyaratan si kakak.
Si bungsu yakin pasti dia akan memenangkan permainan, biasanya setiap main permainan ini si kakak sering kalah, saat hampir finish si kakak sering ketimpa ular akhirnya harus mulai dari bawah lagi, jadilah si bungsu loncat kegirangan dan akhirnya ia pun finish duluan. Kali ini entah kenapa si kakak memberikan syarat itu kepada si bungsu, mungkin ia merasa akan bisa menang dan bebas mencoret-coret wajah si bungsu dengan bedak.
Sambil tiduran saya memperhatikan tingkah keduanya saat bermain, sesekali tertawa dan kerap kali si bungsu kesal karena permainan kali ini lebih banyak ketimpa ular dan harus mulai dari dari bawah, sedangkan si kakak tersenyum lebar karena sepertinya ia akan finish duluan. Si bungsu melempar dadu dan ia kembali mendapatkan tangga dan akhirnya bisa naik ke atas walaupun tangganya itu renda hanya bergeser berapa angka saja.
Si kakak kosentrasi sekali ia melempar dadu lalu mendapatkan angka 6, berjalan enam langkah dan mendapatkan tangga dan ternyata tangganya itu mendekati finish walaupun ada rintangan beberapa ular kecil tapi sepertinya ia akan menangkan, hanya tinggal tiga langkah saja ia bisa finish. Okay si kakak melemparkan dadu sambil berharap ia bisa finish duluan. Ternyata benar saja si kakak menang ia pun lompat kegirangan , saya hanya tersenyum melihat wajah si bungsu yang cemberut dan siap-siap mukanya di bedakin sama si kakak.
Si bungsu pasrah saat si kakak mencoret-coret mukanya dengan beda, eh tapi akhirnya mereka malah tertawa bersama, senang rasanya melihat mereka akur, dan ternyata sekarang saya kangen masa-masa itu, dulu awalnya si bungsu suka main game di tablet tapi akhirnya jadi suka lagi main ular tangga. Sekarang setelah beberapa tahun berlalu saya masih kangen masa itu, kini si bungsu sudah kelas enam SD dan si kakak sudah mondok di pesantren, sedangkan saya akhirnya jadi anak kos lagi, biasanya saat liburlah kami bisa berkumpul kembali, walaupun sekarang si bungsu sudah besar tapi masih suka juga main ular tangga.
Nah, kalau kamu kenangan apa yang tak terlupakan bersama adik-adik di rumah?