Teknologi

Merancang Masa Depan dengan ASUS ZenBook 14X OLED (UX540)

Meutia Rahmah
Meutia Rahmah

Berada di rumah tidak selalu identik dengan rebahan atau sekedar bersantai ria. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Rumah adalah kantor kedua dimana saya bisa menjalankan profesi sebagai tenaga pendidik. Mulai dari mengajar dan tugas-tugas lain yang berkaitan langsung dengan studi mahasiswa. Semuanya dilakukan secara daring.

Walaupun tidak terbiasa dengan budaya work from home (WFH) pada akhirnya saya bisa menyesuaikan diri dengan suasana dan kondisi rumah yang sama sekali berbeda jauh dengan kantor. Yang menjadi kendala itu justru lebih ke soal perangkat kerja yang mempengaruhi produktivitas.

WFH dan Produktivitas Kerja

Apa yang saya lakukan saat ini pada dasarnya adalah versi digital dari kegiatan yang sebelumnya dijalankan luring. Membuat materi, modul, silabus hingga melangsungkan pembelajaran secara daring. Sebagian diantaranya disiapkan sejak awal semester dan sebagian lagi menyesuaikan dengan jadwal kelas yang ada.

Tugas-tugas seperti itu tentu akan lebih dari sekedar membuat dokumen dan melangsungkan video confrence saja. Tidak jarang saya harus menggunakan aplikasi yang menguras sumber daya—CPU, GPU & RAM laptop. Terutama untuk materi atau modul belajar yang perlu dimanifestasikan dalam beragam media—audio, video, grafis dan dokumen.

Repot dan memakan waktu? Pasti ya. Apalagi kalau perangkat—laptop kerja yang saat digunakan sudah lumayan 'tua'. Tapi apa mau dikata, ini sudah menjadi tanggung jawab moral dan profesi. Bagaimanapun keadaannya, kegiatan belajar harus tetap berjalan dengan maksimal.

Menjawab Tantangan Generasi Z

Dua tahun sejak dimulainya pandemi, kegiatan pembelajaran jarak jauh masih belum sepenuhnya berjalan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kendala yang dialami oleh para perserta didik. Sebut saja soal keterbatasan perangkat dan koneksi internet yang kurang memadai. Mungkin terdengar cliché, tapi itulah realitas yang harus dihadapi oleh para early adopters.

Nah, kalau begitu jelas sudah. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah memperkecil gap antara peserta didik dengan teknologi. Tentu bukan dengan membangun infrastruktur atau membagi-bagikan laptop, melainkan membawa teknologi yang ada lebih dekat ke mereka. Dekat di sini bisa diartikan mudah untuk diakses.

Berbekal gagasan tersebut mulailah saya merancang sebuah aplikasi yang bisa diakses dengan perangkat dan internet yang terbatas, mudah untuk dikembangkan, dan yang paling terpenting memerlukan biaya yang besar. Jika berjalan lancar, proyek yang dinamakan "Kelas Daring" bisa digunakan oleh para peserta didik saya di pertengahan Mei tahun ini. 

ASUS Zenbook 14X OLED (UX540)

Mengerjakan rutinitas dosen dan mengembangkan aplikasi dalam waktu yang bersamaan akan lebih mudah jika saya memiliki laptop baru. Bukan yang sembarangan tentunya. Selain kokoh dan ringkas, perangkat tersebut harus punya sumber daya yang bisa mengimbangi beban komputasi yang berat. Bagaimanapun juga sulit rasanya untuk bisa produktif dan inovatif jika harus mengandalkan perangkat yang out of date.

Secara kebetulan kriteria tersebut ada di salah satu produk ASUS yang bernama Zenbook 14X OLED. Menurut saya sih laptop seri terbaru dari lini Zenbook Classic ini punya hal-hal yang sangat esensial bagi para profesional untuk mengerjakan berbagai aktivitas digital.

1. Bekerja Lebih Lama

Setiap lini Zenbook yang menggunakan layar ASUS OLED dipastikan memiliki teknologi khusus yang mampu mereduksi—hingga 70% emisi atau pancaran blue light—sinar dari layar perangkat elektronik yang berdampak bagi kesehatan. Hal tersebut dibuktikan dengan lolosnya sertifikasi low blue light dari TÜV Rheinland.

Untuk ukuran orang dengan pengelihatan sensitif seperi saya, teknologi semacam itu bisa membawa perubahan besar yang positif bagi produktivitas kerja. Mata nyaman dan saya pun bisa bekerja dalam durasi waktu yang lebih lama dari biasanya.

2. Presisi dan Akurasi Warna

Zenbook 14X OLED dengan resolusi 4K mampu mereproduksi jutaan warna dengan tingkat color gamut yang mencapai 100%. Belum lagi dengan akurasi warna PANTONE-nya yang sudah berstandar industri.  

Buka hanya itu, bentang layar 14" dengan aspek rasio 16:10 membuat aktivitas yang menggunakan editor grafis seperti Illustrator dan Figma menjadi lebih terasa feel-nya.

3. Kemampuan Beradaptasi

Salah satu hal yang menurut saya wajib dimiliki sebuah laptop adalah kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang terang, gelap,  indoor, maupun outdoor

Dalam hal ini Zenbook 14X OLED punya keduanya. Tingkat kecerahan layar yang bisa ditingkatkan hingga 550 nits memungkinkan saya untuk bekerja di tempat yang terang. Pun dalam keadaan gelap, backlit putih dengan 3 tingkat kecerahan akan membantu ketika mengetik di tempat yang minim cahaya. 

4. Multitasking

Beban dan intensitas kerja yang tinggi menuntut kita untuk melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Tapi itu akan tidak jadi masalah. Zenbook 14X OLED dilengkapi dengan Prosesor generasi ke-11 dari Intel® Core™ yang memungkinkan saya bisa melakukan aktivitas multitasking dengan lancar.

Kalau pun dirasa belum cukup Zenbook 14X OLED masih punya senjata lain yang bisa membuat pengalaman multitasking jadi lebih menyenangkan, yaitu ScreenPad™. Teknologi ini pada dasarnya adalah sebuah touchpad berukuran 5,65 inci yang bisa dialihfungsikan menjadi tombol kontrol untuk beragam utilitas sekaligus layar kedua untuk menampilkan jendela aplikasi.

5. Lebih Besar Lebih Cepat

ASUS mengerti jika aktivitas komputasi yang ada sekarang membutuhkan tempat penyimpanan yang besar. Tidak tanggung-tanggung, ada PCIe® 3.0 x4 SSD sebesar 1TB yang bisa digunakan untuk menyimpan aplikasi, video dan dokumen kerja lainnya.

Besar saja tidak cukup. ASUS melengkapi ultrabook yang satu ini dengan RAM LPDDR4X sebesar 16GB. Di atas kertas memori sebesar itu bisa membuat respon setiap aplikasi yang digunakan menjadi cepat.

Oh ya, kinerja Zenbook 14X OLED (UX5400) juga bisa diatur melalui fitur Intelligent Performance Technology. Ada tiga mode pilihan yang tersedia, Performance untuk yang tertinggi, Balance untuk medium dan Whisper untuk kegiatan komputasi yang lebih santai

6. Bekerja dengan Multimedia

Untuk mendukung performa grafis Zenbook 14X OLED ditemani oleh chip Intel® Iris Xe Graphics dan NVIDIA® GeForce® MX450. Dengan demikian pekerjaan yang membutuhkan proses grafis pun bisa lebih berjalan mulus. Dalam praktiknya hal tersebut akan sangat membantu dalam kegiatan mengajar yang pada praktiknya banyak menggunakan media video.

7. Durabilitas

Laptop ini dibuat untuk bertahan lama dalam berbagai kondisi. Mulai dari temperatur, getaran, kelembaban, hingga dijatuhkan dari ketinggian 100 mm. TIdak heran juga jika sertifikasi yang didapatkannya setingkat standar militer MIL-STD-810H.  

Perangkat Tepat Untuk Hasil yang Hebat

Bagi saya, perangkat kerja seperti laptop memiliki peran penting yang bisa mempengaruhi kualitas sebuah generasi. Dalam paktiknya laptop ultrabook tipis seperti Zenbook 14X OLED (UX540) bisa menjadi metode, simulasi dan alat yang tepat untuk merancang masa depan bangsa dan anak didik.

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Writing Competition bersama bairuindra.com

Banner Blog Competiotion 320x160
ASUS
OLED
Ultrabook
Zenbook
laptop

© 2024 Meutia Rahmah All Rights Reserved