Kebersamaan itu Indah
Ada rasa kangen masa-masa kecil di mana kami bisa sering bermain dan bercengkerama bersama adik-adik di rumah sana.


Sabtu ini aktivitas saya akan dihabiskan dengan berolahraga 🤡 Mulai dari mencuci pakaian setelah salat subuh hingga bersih-bersih bagian rumah yang kotor dan terdapat sarang laba-laba.
Tapi bagaimana pun sibuknya kegiatan yang saya lakukan rasanya akan selalu sepi, karena tidak ada celoteh dan tawa canda adik-adik dan orang rumah lainnya di masa saya belum berstatus anak kos.
Ingin Kembali ke Masa Lalu
Nah, hari ini memori itu muncul lagi. Seperti baru kemarin kami berkumpul di kamar yang biasanya jadi markas utama untuk bercengkerama. Permainannya pun sederhana atau hanya di isi dengan senda gurau tanpa ada permainan.
Waktu itu si bungsu masih kelas 2 sekolah dasar, sedangkan kakaknya di kelas 6. Keduanya terbilang akur walau pun sesekali suka bertengkar untuk hal-hal yang di luar nalar seperti berebut guling atau makanan. Wajar saja, mengingat umur mereka masih terbilang anak-anak.
Permainan Ular Tangga
Si bungsu sangat suka dengan permainan ular tangga. Hampir setiap malam ia mengajak bermain. Walaupun terasa lelah setelah seharian beraktivitas tapi saya senang melihat tingkah mereka ketika bermain. Minimal saya akan menemani mereka sebagai penonton.
Pada suatu hari dia (si bungsu) mengajak bermain sang kakak. Si kakak pun mengiyakan ajakan tersebut tapi dengan persyaratan siapa yang kalah harus siap wajahnya di coret menggunakan bedak. Singkat cerita mereka pun bermain.
Si bungsu sangat percaya diri dan yakin dapat mengalahkan sang kakak, karena biasanya dia yang selalu mendominasi permainan. Pun dengan si kakak yang mungkin merasa bosan dikalahkan. Mungkin karena itulah dia membuat persyaratan sebagai cara untuk menambah rasa lengkap balas dendamnya.
Sweet Revenge
Sambil tiduran saya memperhatikan tingkah keduanya saat bermain, sesekali tertawa dan kerap kali si bungsu kesal karena permainan kali ini lebih banyak tertimpa ular dan harus mulai dari dari bawah, sedangkan si kakak tersenyum lebar karena sepertinya ia akan finish pertama. Si bungsu melempar dadu dan ia kembali mendapatkan tangga dan akhirnya bisa naik ke atas walaupun tangganya itu rendah hanya bergeser berapa kotak saja.
Naluri si kakak untuk balas dendam terwujud juga. Setelah beberapa kali saling salip akhirnya dapat finish di urutan pertama. saya pun ikut tersenyum lebar melihat si kakak lompat kegirangan, sedangkan si bungsu cemberut pasrah menghadapi nasibnya untuk dicoreti bedak.
Pada akhirnya semua ikut tertawa ketika adik menjadi manusia cemong 🤣
Waktu yang Berlalu
Setelah beberapa tahun berlalu saya masih kangen masa itu. Kini si bungsu sudah kelas 6 dan si kakak sudah mondok di pesantren, sedangkan saya akhirnya jadi anak kos. Saat liburanlah kami bisa berkumpul kembali, walaupun mereka sudah besar tapi kami masih sesekali memainkan ular tangga. Nah, bagaimana dengan kamu, memori apa yang biasanya muncul kalau ingat adik atau keluarga?